Qur'an Inspiration

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali 'imran:200

Sabtu, 02 April 2016

“Pengaruh Tayangan Televisi Terhadap Perkembangan Moral Anak



Televisi merupakan salah satu media hiburan keluarga yang mudah dijangkau di masa sekarang ini. Hal ini terjadi karena perkembangan IPTEK yang semakin canggih, menjadikan harga-harga elektronik semakin murah, termasuk salah satunya adalah televisi.
Selain itu alat elektronik audio-visual ini juga sudah bisa dijangkau oleh masyarakat dipelosok-pelosok daerah terutama daerah-daerah terpencil yang sudah tersedia listrik.Selain itu media ini juga bisa dinikmati lewat gadget smartphone yang memakai data internet ataupun antena internal.
           
            Media elektronik ini telah menjadi salah satu sarana yang efektif dan efisien untuk memberikan hiburan, komunikasi, informasi  sekaligus edukasi kepada masyarakat.  Karena media audio visual yang satu ini mampu menampilkan sesuatu pesan yang konkret yang mampu dicerna, mudah dipahami dan ditirukan oleh semua lapisan masyarakat, baik itu anak-anak, remaja, dewasa maupun oleh orangtua. Sehingga dapat dikatakan bahwa televisi akan mempunyai pengaruh yang lebih besar danlebih luas. Sebagaimana dikatakan oleh para ahli bahwa 75% dari pengetahuan manusia sampai ke otaknya melalui mata dan yang selebihnya melalui pendengaran dan indera-indera lainnya.(Sulaiman, 1980) dalam (Hutapea, 2010).

            Permasalahannya adalah tidak semua stasiun televisi memberikan tayangan-tayangan yang memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat khususnya kepada anak-anak ataupun remaja. Tayangan-tayangan yang disajikan oleh televisi sudah sangat kita rasakan dampak negatifnya belangkangan ini. Khususnya tayangan-tayangan film atau sinetron remaja dan dewasa yang mengadopsi budaya barat. Budaya barat yang banyak ditampilkan diantaranya adalah berpakaian mini(terbuka auratnya), pergaulan bebas antara perempuan dan laki-laki, kehidupan yang mengedepankan materialime (kekayaan) serta menampilkan nilai negatif yang sehaursnya tidak ditampilkan misalnya adegan kekerasan, perkelahian, pembunuhan dan lain sebagainya. Meskipun kita tidak bisa memungkiri bahwa hadirnya televisi di tengah-tengah keluarga juga memberikan dampak yang positif disisi yang lain. 

            Degradasi moral pada anak-anak dan remaja yang banyak dikhawatirkan oleh kalangan pendidikan keagamaan kini sudah mulai menjadi nyata dan kejadian ini bisa dirasakan dimana-mana baik di wilayah perkotaan, pedesaan bahkan pelosok. Karena tanpa disadari tayangan-tayangan negatif yang ditampilkan oleh televisi telah merasuk ke dalam alam pikiran masyarakat bahwasannya sikap dan nilai yang ditampilkan seolah-olah menjadi teladan dan tren yang juga harus diikuti oleh diri pribadi orang-orang yang menyaksikannya, terutama anak-anak dan remaja.  Sebagaimana kita ketahui bahwa masa anak-anak adalah masa meniru apa yang terjadi dilingkungan sekitar sedangakan masa remaja adalah masa mencari jati diri. Sehingga di dua masa perkembangan ini rentan dengan penanaman nilai-nilai negatif yang semakin merusak nilai moral dan budi perkerti yang baik dalam tatanan hidup bermasyarakat.
              
               Selain terdegradasinya nilai-nilai  akhlak yang baik ternyata tayangan-tayangan televisi juga membentuk sikap pribadi yang materialistik dan konsumtif. Paparan iklan makanan dapat mempengaruhi evaluasi produk, meningkatkan keinginan untuk mengkonsumsi produk yang diiklankan dan peningkatan persepsi mereka dalam penerimaan sosial (Simone Pettigrew1, 2013). Hal ini tentu mengkhawatirkan apabila pola konsumtif yang berlebihan menjadi tren di kalangan anak-anak dan remaja. Karena di usia emas mereka seharusnya dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk beraktualisasi diri dalam meningkatkan produktivitas karya yang berguna bagi kemajuan bangsa.
      Sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, keluarga mempunyai peranan yang amat penting dan strategis dalam penyadaran, penanaman, dan pengembangan nilai moral sosial dan budaya. Sebagaimana ditegaskan Elmubarok (2008:96) bahwa: ”Adanya ikatan emosional yang terjalin antara orang tua dengan anak yang demikian kuat, maka pendidikan di keluarga memiliki sisi keunggulan dalam pembinaan moral anak”. Nilai-nilai yang dapat ditanamkan orang tua kepada anak-anaknya seperti ketaatan kepada Allah, ketaatan kepada orang tua, kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, kepedulian pada orang lain dan sebagainya (Purwaningsih, 2010). Dalam memperbaiki moral anak bangsa perlu adanya keterikatan visi yang sama, keterbukaan yang berkesinambungan antara keluarga, sekolah, masyarakat, media massa serta pemerintah. Sehingga pembangunan karakter moral dan akhlak yang mulia bisa tercapai.

                                                        Picture source in this link

Daftar Pustaka

Hutapea, B. (2010). STUDI KORELASI INTENSITAS MENONTON TAYANGAN YANG. Jurnal Ikon , 1.
Purwaningsih, E. (2010). KELUARGA DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN NILAI SEBAGAI . Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Humaniora , 47.
Simone Pettigrew1, *. L. (2013). The effects of television and Internet food advertising on. Public Health Nutrition: , 2211.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar